Jumat, 05 Agustus 2011

Cegah Terjadinya Pemurtadan, Muslim Pacet Galang Persatuan

Misionaris gencar menyebarkan ajarannya di kecamatan Pacet, Mojokerto, Jawa Timur bahkan ada penduduk Muslim yang murtad karenanya, demikian pengakuan para takmir masjid di Pacet dalam sebuah acara workshop dakwah pertengahan Juli 2011 lalu .

Macetnya kegiatan taklim dan dakwah di masjid dan mushola adalah salah satu masalah yang membuat para takmir ini merasa kecolongan hingga ada penduduk yang murtad.

Terlebih lagi di daerah Pacet yang minus secara ekonomi dan pendidikan sehingga dengan mudah menjamurnya gereja dan berdiri berbagai lembaga yang dikelola misionaris dengan menawarkan berbagai fasilitas fisik yang sangat baik. Di samping itu, mereka pun sangat leluasa membangun gereja dan lembaga misi.

Sehingga nampak ketimpangan perbandingan jumlah tempat ibadah antara Islam dan Kristen yang sangat menonjol. Berdasarkan data dari wartapedia.com (24 Agustus 2010), jumlah masjid di Pacet berjumlah 81 dan gereja 6 unit. Tetapi orang Islam di sana berjumlah 51.146 sementara Kristen 440 orang. Artinya, satu masjid untuk 631 atau 632 orang. Sedangkan satu gereja untuk 73 atau 74 orang!

Tidak hanya mendirikan gereja yang banyak, ternyata, di Pacet pun mereka mendirikan sekolah tinggi theologi yang mencetak sarjana misionaris, Gedung Griya Kusuma Indah (GKI) yang aslinya adalah Gereja Kristen Indonesia, juga organisasi yang mengatasnamakan Forum Lintas Agama(FLA), pondok Bethany, dan lainnya.

Menyadari hal itu, sekitar 75 takmir masjid se kecamatan Pacet mengikuti workshop dakwah, yang digelar beberapa waktu lalu menjelang Ramadhan 1432 H, di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah. Semangat mereka pun bangkit kembali untuk bersama-sama membina warga dan jamaah masjidnya dari ancaman kristenisasi.

Untuk itu, memang perlu bekal ilmu keislaman dan kristologi yang mumpuni. Maka sekedar mengikuti workshop saja tidak cukup. Oleh karena itu ketika Ustadz Hamzah, pemateri workshop dari Jakarta, menanyakan kesiapan mereka untuk dibina mereka pun menyatakan siap untuk dibina sepekan sekali.

Dalam kesempatan itu, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Mojokerto yang diwakili Ustadz Khasan, SPd, Seksi Pemberdayaan Ekonomi Umat DMI Mojokerto, menyatakan dukungannya pada program workshop dakwah ini. “Senang luar biasa, karena workshop ini bisa menghidupkan kembali taklim yang selama ini tersendat di Pacet,” ujar Khasan.

Workshop dakwah tersebut merupakan realisasi dari program Al-Qur'an Road Trip Bromo 2011, yang diselenggarakan oleh Badan Wakaf Al Qur’an (BWA). Di akhir acara, BWA menyerahkan sekitar 750 mushaf Al-Qur'an wakaf kepada para takmir tersebut untuk didistribusikan kepada jamaahnya.

Kegiatan Al Qur’an Road Trip ini diselenggarakan secara berkala setiap 3 bulan. Insya Allah di bulan Oktober 2011, Al Qur’an Road Trip akan mengunjungi daerah pelosok kepulauan Nias dan Mentawai. Ingin berpartisipasi dengan Wakaf Al-Qur’an kunjungi www.wakafquran.org. (em)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar