Rabu, 03 Agustus 2011

Muslimah HTI: Anak Indonesia Masih Tetap Memprihatinkan

Anggota Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Malang melakukan aksi simpatik dalam rangka hari Anak di depan Gedung DPRD hingga alun-alun kota Malang, Minggu (24/7/2011). Aksi ini sebagai bentuk keprihatinan akan nasib anak bangsa Indonesia yang masih sangat buruk dan mengenaskan, termasuk di Malang.

Dalam aksinya, mereka membawa berbagai macam poster diantaranya bertuliskan “Saatnya anak Indonesia perjuangkan Syariah dan Khilafah”.

“Kami ingin mengingatkan pada masyarakat bahwa masalah anak bukan masalah yang hanya dipandang sebelah mata, sehingga setiap hari anak, hanya kegiatan seremonial yang penuh gegap gempita sementara permasalahan anak tetap tidak terselesaikan bahkan tiap tahun kondisi anak-anak kita tetap memprihatinkan. Kapitalisme telah menjadikan hak-hak anak tidak terpenuhi dengan baik. Mana mungkin kita berharap terwujudnya anak-anak yang sehat, cerdas dan berakhlak mulia dalam sistem kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan dan hanya berpihak pada para kapital?” ujar Kholishoh Dzikri, ketua Muslimah DPD II HTI Malang, saat ditemui di sela-sela aksi.

Disebutkan Kholishoh, 5,4 juta anak Indonesia masih dalam kondisi terlantar, 13 juta terancam putus sekolah, 37 ribu anak-anak TKI tidak mendapatkan pendidikan selama berada di negeri Jiran Malaysia, tiap tahun 7000 anak berurusan dengan hukum, dan 6000 org di antaranya masuk ke penjara, baik penjara anak, penjara dewasa, maupun tempat-tempat tahanan lainnya, 3,7 juta balita mengalami kekurangan gizi dan gizi buruk, 67 persen dari 2.818 siswa sekolah dasar (SD) kelas 4, 5, dan 6 di wilayah Jabodetabek mengaku pernah mengakses informasi pornografi.

Dalam orasinya, salah seorang orator, Mariyam menyatakan, “Kebijakan-kebijakan pemerintah selama ini hanya sekedar lips servis demi membangun citra bahwa sistem ini masih bersifat manusiawi untuk menutupi kezholiman-kebobrokan dan keserakahannya.”

” Banyak kebijakan dan program yang dikeluarkan seakan-akan peduli terhadap anak, namun membahayakan ‘aqidah dan akhlak. Misal slogan anak Indonesia berakhlak mulia, bagaimana mungkin akan dicapai sementara situs, film, dan gambar porno, mudah diakses mereka”. ungkap Mariyam.

Ia juga menambahkan, “Bagaimana anak Indonesia bisa sehat jika menutup pabrik minuman keras dan menghabisi jaringan bisnis narkoba saja tidak mampu. Alih-alih melakukan itu semua, faktanya ternyata Negara membiarkan bisnis haram itu terjadi dan malah difasilitasi”

“Hak hidup bagi anak dalam sistem kapitalisme hanyalah bersifat kamuflase”, ungkap Mariyam lantang.

Salah seorang orator yang lain menyatakan bahwa Rasulullah SAW sang “TELADAN MANUSIA” telah menyatakan bahwa anak sebagai bagian dari masyarakat juga harus mendapatkan hak-haknya secara utuh dan benar sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya yaitu dengan penerapan Syariat Islam dalam bingkai Khilafah.

Aksi ini diikuti oleh sekitar 500an peserta, mulai anak-anak hingga nenek-nenek. Mulai awal nuansa haru dan khusyuk sangat terasa. Aksi dimulai dari halaman gedung DPRD kota Malang dan berakhir/finish di alun-alun kota Malang. Aksi ini dimeriahkan dengan pembacaan puisi dan teatrikal oleh anak-anak yang menggambaran kondisi anak-anak Indonesia saat ini dan harapan mereka untuk hidup lebih baik dengan terpenuhinya hak-hak mereka dan yang paling mengharukan adalah tuntutan mereka untuk segera diterapkan syariat Islam kaaffah dalam naungan Khilafah. Allahu Akbar…!![hti]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar